Autobiografi
Nama saya Deni Afrial. Saya merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara.Saya mempunyai satu orang adik laki-laki bernama
Ari Desrial dan satu orang adik perempuan bernama Mutia Rahmadani. Orang tua
saya bernama Muklis dan Septiwarni. Saya lahir di Payakumbuh, Sumatera Barat
tanggal 7 April 1993. Awal pendidikan saya bermula di sebuah Taman Kanak-kanak
Harapan Bunda Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau pada tahun1998.
Cita-cita saya sejak kecil adalah menjadi seorang Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Darat( TNI-AD). Menurut saya, tugas seorang TNI sangatlah mulia yaitu
menjaga kedaulatan Negara Indonesia. Di TK ini saya mengenyam pendidikan salama
satu tahun dan melanjutkan ke SDN 015 Ujungbatu yang sekarang bernama SDN
Pembina 006 Ujungbatu pada tahun1999. Di SD ini saya bersekolah sampai kelas 1
caturwulan ke 2 dan pindah ke Pekanbaru karena ikut orangtua yang pindah ke
Pekanbaru.
Di Pekanbaru saya bersekolah di SDN 030
Pekanbaru. Selama bersekolah di SD ini saya berhasil menorehkan beberapa
prestasi diantaranya mendapatkan juara 3 kelas dari kelas 2 sampai kelas 3.
Namun saya bukanlah alumni SD ini, karena saya kembali pindah ke Ujungbatu dan
kembali bersekolah di SDN 006 Ujungbatu. Di SD ini saya mulai sekolah dari
kelas 4 pada tahun 2003. Pada semester 1 saya tidak mendapatkan 10 besar di
kelas. Hal ini membuat saya termotivasi untuk belajar lebih giat lagi. Hasilnya
sayapun berhasil memperoleh 5 besar kelas sampai saya tamat pada tanggal 23
Juni 2005. Bukan itu saja, saya juga sering mengikuti berbagai perlombaan
mewakili SDN Pembina 006, diantaranya lomba cerdas cermat Matematika, IPA, dan
lain-lain. Walaupun saya tidak pernah menjadi juara, namun ini menjadi sebuah
pengalaman yang sangat berharga dalam hidup saya. Selain itu saya juga sering
ikut dalam perlombaan olahraga takraw mewakili sekolah. Satu kejadian yang
sangat saya ingat hingga sekarang ketika pelipis mata saya mengeluarkan darah
pada saat latihan takraw. Hal ini sempat membuat saya takut untuk bermain
takraw, namun karena saya gemar terhadap olahraga ini rasa takut itu pun dapat
saya hilangkan.
Pada tahun 2005 saya melanjutkan pendidikan ke
sebuah Sekolah Menengah Pertama yaitu SMPN 1 Ujungbatu. Awal meinginjakan kaki
di SMP ini saya duduk di kelas VII.1 yang berisi orang-orang yang berprestasi
selama di SD. Persaingan semakin ketat saya rasakan terutama dalam hal prestasi
di kelas. Selama di SMP ini saya mengikuti berbagai kegiatan, seperti OSIS yang
saat itu saya menjabat sebagai seksi olahraga.Ada satu kejadian yang menurut
saya merupakan suatu proses demokrasi yang saya lakukan bersam teman-teman.
Pada saat itu kami belajar biologi dengan seorang guru wanita yang menurut kami
sangat monoton dalam mengajar, sehingga kami berinisiatif untuk meminta kepada
kepala sekolah untuk segera mengganti guru tersebut. Kami membuat sebuah surat
pernyataan dan ditanda tangani oleh seluruh anggota kelas. Permintaan kami pun
ditanggapi oleh kepala sekolah, namun saya bersama tiga orang saya tetap
dipanggil kepala sekolah untuk menjelaskan semua itu. Tanpa rasa takut kami
menghadap kepala sekolah dan menjelaskan semuanya, merasa penjelasan kami masuk
akal kepala sekolahpun tidak ragu untuk mengabulkannya.
Tidak
hanya di dalam sekolah, di luar sekolahpun saya menimba ilmu sepak bola di
sebuah SSB Harapan dan Latihan sepak takraw. Saya juga sempat dipercaya untuk
bertanggung jawab dalam sebuah tim sepak bola Netra Hotel FC. Saya merekrut
para pemain tim ini dari remaja ujungbatu dengan harapan agar para remaja dapat
melakukan kegiatan yang positif. Tim ini sering mengikuti berbagai turnamen,
namun sayang tidak pernah menjuarainya. Semangat untuk maju tidak pernah pudar,
kami terus berlatih. Tim ini sempat vakum beberapa tahun yang di sebabkan oleh
berbagai hal. Masa SMP memberikan saya banyak pelajaran tentang hidup. Pada
tanggal 21 Juni 2008 saya dan teman-teman berhasil lulus dari SMPN 1 ujungbatu
ini dengan nilai yang cukup memuaskan.
Pada tahun 2008 saya melanjutkan sekolah ke
SMAN 1 Ujungbatu. Saat itu saya duduk di lokal X.4, Sedangkan pada kelas 2 dan
3 SMA, saya berada di kelas XI IPA 1 dan XII IPA 1. Sejak kelas X saya sudah
aktif mngikuti berbagai organanisasi sekolah, seperti OSIS dan Rohis. Untuk
OSIS, saya berada pada seksi olahraga khususnya sepak takraw. Dalam sepak
takraw ini saya dan teman-teman membawa nama SMAN 1 Ujungbatu ketingkat
kabupaten dan berhasil mendapatkan juara III. Masa SMA banyak kenangan bersama
teman-teman, baik yang positf maupun negatif. Satu kejadian yang tidak mungkin
saya lupakan, saat itu saya bersama teman-teman berada di luar pagar sekolah
karena tidak mau mengikuti english club, salah satu ekstrakurikuler SMA kami.
Ketika sedang asyik duduk di samping pagar, tiba-tiba salh seorang teman saya
melihat kepala sekolah mengejar kami. Tanpa pikir panjang kamipun berlari
sekencang-kencangnya.
Kepala sekolah tidak berhenti mengejar kami.
Kami masuk ke dalam ladang milik penduduk dan bersembunyi di dalamnya sampai
keadaan benar-benar aman. Perasaan takut dan senangpun bercampur aduk. Saya dan
teman-teman masukke kelas dengan keringat yang mengucur deras. Pernah juga kami
tertangkap di kantin saat jam pelajaran dan kami di kumpulkan dilapangan basket
seperti seorang tahanan. Kami menjadi tontonan siswa. Malu rasanya saat itu,
karena banyak adik kelas yang menertawakan kami. Satu-persatu kami dihukum oleh
kepala sekolah, ada yang berlari di lapangan basket, ada yang push-up, sit-up,
dan ada juga yang disuruh mengutip sampah di sekitar sekolah. Walaupun saya
sedikit nakal, namun say tidak pernah membuat orang tua saya dipanggil pihak
sekolah.
Pada saat akan naik ke kelas XI yang merupakan
saat di mana saya harus menentukan jurusan yang akan diambil IPA atau IPS.
Setelah berpikir cukup lama, saya akhirnya memutuskan untuk mengambil jurusan
IPA. Ternyata jurusan ini cukup menguras otak, karena pelajaran yang cukup
sukaruntuk dimengerti. Saya tetap menjalaninya dengan tenang dan sabar walaupun
harus belajr lebih giat lagi. Satu mata pelajaran yang sangat sulit untuk say
pahami yaitu Fisika. Saya tidak tahu mengapa pelajaran ini begitu sulit untuk
saya pahami, mungkin karena terlalu banyak rumusnya. Pelajaran yang saya sukai
pada saat SMA adalah Seni Budaya dan Olahraga.
Saya adalah seorang yang suka dengan musik dan
olahraga. Musik bagi saya dapat menambah semangat untuk menjalani aktivitas.
Sampai sekarang, di pagi hari saya selalu mendengarkan musik. Satu kebiasaan
yang tidak bisa saya hilangkan. Di luar sekolah saya juga pernah mengikuti
kegiatan Malam Bina Iman dan Taqwa atu disingkat dengan Mabit. Kegiatan ini banyak
memberikan saya ilmu agama dan hal gaib. Suatu ketika, saya ditantang oleh
ustadz Rino yang merupakan pembina Rohis SMAN 1 Ujungbatu untuk mengelilingi
SMA tersebut. Rasa takut pun menghampiri saya, namun saya yakin Allah akan
melindungi saya. Saya meneruma tantangan tersebut. Langkah demi langkah saya
lakukan, namun saya terhenti pada saat berada di depan sebuah toilet yang sudah
tidak dipakai lagi. Saya mendengar suara pecikan air dari dalam tempat
tersebut. Tanpa pikir panjang sayapun berlari ke arah mushola tempat kami
berkumpul. Saya menceritakan kepada teman-teman dan ustadz kejadian yang saya
alami. Ustadz pun berkata “ jangan lah takut kepada hal-hal seperti itu, hanya
kepada Allah lah kita berserah diri”. Kejadian itu sungguh membuat saya takut.
Masa
SMA merupakan masa-masa indah. Mereka benar-benar sahabat yang sangat berarti
bagi saya hingga sekarang. Banyak kenangan yang kami lalui, terkadang saya
tertawa sendiri jika mengingatnya. Satu peristiwa yang cukup memalukan menurut
saya, ketika itu kami tidak masuk jam pelajaran matematika karena terlambat.
Kami duduk di sebelah kelas, tiba-tiba guru matematika keluar, kami lari ke
lokal sebelah dan bersembunyi di balik meja. Guru tersebut melihat kami dan
berkata “sebaiknya kalian keluar dan temui saya di kantor”. Ternyata guru
tersebut melihat kami. Kami terpaksa membuat surat perjanjian yang ditempel
materai 6000. Sungguh kejadian yang sangat memalukan bagi saya pribadi.
Di luar sekolah saya aktif dalam sebuah
organisasi Ikatan Generasi Seni Ujungbatu atau IGSU. Organisasi ini bergerak di
bidang seni. Kegiatan yang paling sering diadakan adalah festival band. Tujuan
pendirian organisasi adalah mengarahkan pemuda Ujungbatu untuk malakukakn
kegiatan yang positif, salah satunya adalah seni dan musik. Saya merupakan
seorang yang suka berorganisasi, karena bagi saya organisasi adalah tempat belajar
untuk hidup bermasyarakat. Selain itu, organisasi juga dapat memberikan ilmu
yang tidak saya peroleh di dunia pendidikan.
Masa-masa SMA memberikan saya banyak pelajaran
yang berarti. Sebuah proses transisi dari anak-anak menjadi remaja. Sebagai
seorang remaja saya sadar bahwa semua perbuatan buruk yang saya lakukan hanya
akan membawa kehancuran bagi saya sendiri. Setiap kenangan yang terukir saat
SMA akan selalu saya kenang, karena bagi saya SMA adalah saat di mana saya
menjalani sebuah proses pendewasaan diri. Beberapa kenangan saat SMA berhasil
saya abadikan ke dalam beberapa foto.
Saya bersama teman-teman saat marayakan ulang
tahun wali kelas kami.
Masih banyak foto-foto saat saya SMA.
Foto-Foto di atas adalah foto ketika saya dan teman-teman pergi ke tempat
wisata di ibu kota kabupaten Rokan Hulu. Saat itu, kami tidak merencanakan akan
pergi ke sana, namun saat melintas di tempat tersebut kami merasa tertarik
untuk mengunjunginya. Meskipun saat itu Ujian Nasional tinggal beberapa hari
dan kami merasa cukup letih dengan kegiatan trobosan yang menguras tenaga.
Semuanya seakan-akan musnah, pikiran kembali segar, dan kami dapat melupakan
sejenak ketakutan akan menghadapi UN. Keindahan alam yang disajikan membuat
kami merasa tentram dan nyaman.
Tanpa terasa UN pun tiba. Saya dan teman-teman
kelas XII lainnya melaksanakan UN dengan hikmah. Pada hari pertama UN, saya
merasa cukup gugup dan takut akan tidak lulus. Mau atau tidak saya harus
menjalaniya demi sebuah ijazah dan STTB yang hanya ditentukan dalam empat hari.
Singkat cerita Pada tanggal 16 Mei 2011, saya dan teman-teman Lulus 100%.
Perasaan senang yang sangat luar biasa saya rasakan. Perjuangan selama tiga
tahun membuahkan hasil yang positif.
Kelulusan ini membuat
saya dan teman-teman merasa sangat bahagia sekaligus sedih. Kami bahagia karena
dapat lulus dari jenjang pendidikan sekolah menengah atas. Kesedihanya kami
harus berpisah demi mengejar cita-cita dengann melanjutkan studi ke perguruan
tinggi. Namun kami sadar semua itu demi kebaikan dan masa depan kami
masing-masing.
Pendaftaran SNMPTN atau
seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri pun dibuka. Saya mencoba untuk
mendaftar. Pilihan saya pada saat itu adalah Penjaskes dan Ilmu Pemerintahan.
Alasan saya memilih Penjaskes saat itu adalah saya ingin menjadi guru olahraga
dan olahraga merupakan salah satu hobi saya. Sementara itu IP saya ambil hanya
untuk melengkapi data saja. Ujian SNMPTN saya ikuti dengan baik, namun tetap
saja tidak membuahkan hasil yang maksimal.
Universitas Islam Riau
atau UI Riau manjadi pilihan selanjutnya. Saya mengambil jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia pada pilihan pertama dan Ilmu Pemerintahan pada
pilihan kedua. Pada awalnya saya ingi mengambil jurusan Penjas, namun karena lokal sudah penuh
sehingga pada pendaftaran gelombang kedua jurusan Penjas ditiadakan. Setelah
melakukan ujian bersama ribuan calon mahasiswa lainnya, akhirnya saya diterima
menjadi mahasiswa UI Riau. Saya lulus pada jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Saya mendapat kelas E dan bertemmu dengan teman-teman baru. Saya
harus bisa beradaptasi kembali dengan suasana baru. Perkuliahanpun saya ikuti
dengan baik. Awalnya saya merasa senang sekaligus bangga menjadi seorang
mahasiswa.
Ternyata kuliah tidak
semudah yang saya bayangkan. Tugas yang diberikan dosen membuat saya sedikit
kewalahan. Biasanya saat SMA semua tugas saya dikerjakan oleh teman, namun saat
kuliah semua tugas harus saya kerjakan sendiri. Kerja keras saya selama
semester I membuahkan hasil yang memuaskan. IP
3,56 merupakan nilai yang cukup baik menurut saya meskupun ada satu mata
kuliah yang memiliki nilai D yaitu Lingguistik Umum. Saya tidak tahu apa
kesalahan saya pada mata kuliah ini. Padahal saya cukup rajin masuk dan
mengerjakan tugas. Mungkin dosen mata kuliah ini memiliki penilaian lain. Saya
menerima nilai D dengan lapang dada. Pada semsester II, saya mulai terbiasa
dengan kehidupan kampus yang super sibuk dengan tugas-tugas yang diberikan para
dosen. Meskipun sibuk dengan tugas, saya tetap ingin berorganisasi. Organisasi
pertama saya saat kuliah adalah HIMAROHU-RIAU ( Himpunan Mahasiswa Rokan Hulu-Riau)
yang pada saat itu diketuai oleh Fatharianto Lisda salah seorang mahasiswa
Ujungbatu yang kuliah pada jurusan Kriminologi UIR. Awalnya saya bersama teman
saya membuat pelatihan rutin sepak bola untuk mahasiswa Rokan Hulu. Ini saya
lakukan demi persiapan untuk menghadapi turnamen KNPI Cup di Ujungbatu. Semua
program yang saya rancang tidak tercapai dengan baik, kerena saya merasa
sedikit dikucilkan di tempat ini.
Tim sepakbola ini
akhirnya di pegang oleh teman saya dan mereka berhasil sampai pada babak 8
besar pada turnamen KNPI Cup. Tidak hanya berhenti di HIMAROHU, saya juga
mengikuti organisasi Ikatan Mahasiswa Ujungbatu-Pekanbaru (IMUB-Pekanbaru).
Saat itu saya menjabat sebagai sekretaris umum. Di sini mulai saya rasakan
dinamika organisasi yang selama ini masih menjadi tanda tanya bagi saya seperti
apa dinamika ini. Dinamika itu mulai pada saat Musyawrah Besar VI
HIMAROHU-RIAU. Ketika itu saya di utus
menjadi delegasi Ujungbatu dan berhak memilih ketua HIMAROHU yang baru. Banyak
yang sedikit kontra dengan pilihan saya membuat nyawa saya pada saat itu
sedikit terancam. Beruntung saya memiliki teman yang terus mensuport saya
membuat saya tidak takut dengan ancaman seperti itu. Demokrasi yang selama ini
menjadi dasar organisasi ini ternodai dengan tindakan interpensi yang mereka
lakukan. Akhirnya, terpilihlah ketua yang batu yaitu Aditya Syayendra. Saya
diminta untuk duduk pada jabatan sekretaris umum HIMAROHU-RIAU, namun saya
merasa masih banyak yang lebih layak dari pada saya. Ketua bidang hubungan antar
lembaga menjadi jabatan saya pada organisasi ini sampai saat ini.
Pelantikan pengurus
HIMAROHU-RIAU di laksanakan di Hotel Pangeran Pekanbaru tahun 2013 yang
langsung dilantik oleh Drs.H. Achmad, M.Si selaku pembina HIMAROHU-RIAU
sekaligus bupati Rokan Hulu. Pelantikan ini membuat saya semakin semangat dalam
beroeganisasi. Banyak orang-orang penting yang saya kenal selama berorganisasi
ini. Harapan saya agar saat saya mnjadi seorang sarjana, saya dapat membangun
daerah saya yang selama ini terdiskriminasi oleh pemerintah daerah setempat. Semoga
perjuangan saya selalu diberkahi Allah.
Untuk saat ini mungkin hanya itu yang
dapat kami lakukan. Kami sadar kami akan kembali kemasyarakat dan masyarakat
membutuhkan kami. Ini merupakan salah satu Tridharma mahasiswa yang salah
satunya adalah mengabdi kepada masyarakat. Banyak aksi yang sudah saya ikuti
yang menambah pengalaman saya. Bagi saya jalanan merupakan tempat untuk
menyampaikan aspirasi, meneriakan demokrasi dan melawan diskriminasi. Satu keinginan
saya sampai saat ini adalah membentuk masyarakat yang cerdas dalam memilih
wakil rakyat. Selama ini mereka hanya memilih orang-orang yang mempunyai banyak
uang. Mereaka tidak sadar bahwa 5 tahun kedepan mereka akan dizalimi.
Meskipun aktif di organisasi tidak
membuat kuliah saya terganggu. Sebenarnya tergantung kepada kita dalam membagi
waktu. Buktinya pada semester III, IPK saya masih di atas 3 yaitu 3,43. Saya
berpandangan bahwa organisasi tidak akan membuat kuliah terganggu selagi kita
masih bisa membagi waktu dengan baik. Kehidupan saya di organisasi sempat
dilarang oleh orang tua saya. Namun melihat nilai saya yang cukup memuaskan
membuat mereka percaya kepada saya. Selama menjadi seorang mahasiwa, banyak
pengalaman yang saya dapatkan. beberapa diantaranya adalah membantu masyarakat
untuk mengambil tanah ulayat mereka yang diambil perusahaan, ikut dalam demo
kenaikan bbm, demo hari sumpah pemuda yang saat itu saya merasakan nyamannya
duduk dikursi anggota Legislatif Rokan Hulu. Awal ceritanya, kami sempat dihadang oleh pihak kepolisian,
namun karena tidak seorangpun pelayan masyarakat atau anggota dewan menemui
kami, kami memaksakan masuk kedalam ruangan sidang dan menduduki ruangan
tersebut.sebuah pengalaman yang sangat berharga bagi saya.
Di kampus saya memiliki banyak
teman. Banyak yang sudah kami lakukan bersama. Mungkin melalui foto-foto yang
saya tampilkan dapat mewakili semua ceritu itu.
Saat ini
saya masih kuliah di Universitas Islam Riau dan duduk disemester IV Prodi
Pendidikan Bahasa Indonesia.