Kamis, 27 Maret 2014



Analisis Puisi

Jika
1
jika tiba waktunya
Mekar bunga di laman
petiklah segera ia
sengaja aku menanam
untuk dipetik satu tangan. tanganmu

jika selesai engkau memetik
dan tiada kau temu aku
bukan. bukan berarti aku tiada
adaku aku menyayangimu
sekegar menyuguh mekar
tak hendak menyuguh layu

2
jika sampai ketika
berhenti waktu disatu titik
dan detak tak lagi detak yang dulu
hanya sajak ini aku punya
kutulis diam-diam saat kau tertawa dengan teman-temanmu
dan jiwaku tersenyum pula diam-diam di meja paling ujung sendiri
tiada apa segala selain wajahmu
selain menatap wajahmu dan segala tingkahmu
tiada apa segala ingin selain aku ada atau aku tiada
agar senang dan tenang dirimu
tiada apa segala risau selain gundah di sudut matamu

jika sampai ketika
berhenti waktu di satu titik
dan detak tak lagi detak yang dulu
hanya sajak ini aku punya


Karya : Alvi Puspita, Lahir di Desa Teratak-Kampar, Riau.






Dalam puisi yang berjudul “Jika” karya Alvi Puspita terdapat gaya bahasa yang penulis kaji berdasarkan struktur kalimatnya. Berdasarkan struktur kalimatnya, maka diperoleh gaya-gaya bahasa sebagai berikut :
1.      Klimaks
Klimak adalah semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya dan gagasan-gagasan sebelumnya.
2.      Antiklimaks
Antiklimaks merupakan suatu acuan yang gagasannya diurutkan dan yang terpenting berturut-turut ke gagasan yang kurang penting.
3.      Paralelisme
Paralelisme adalah semacam gaya bahasa yang berusaha mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata-kata yang menduduki fungsi yang sama dalam bentuk gramatikal yang sama
4.      Antitesis
Antitesis merupakan sebuah gaya bahasa yang mengandung pertentangan, dengan mempergunakan kata-kata atau kelompok kata yang berlawanan.
5.      Repetisi
Repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. Repetisi terbagi beberapa bagian, yaitu :
A.    Epizeuksis adalah reoetisi yang bersifat langsung, kata yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut.
B.     Tautotes adalah repetisi atas sebuah kata berulang-ulang dalam sebuah konstruksi.
C.     Anafora adalah repetisivyang berwujud perulangan kata pertama pada tiap baris atau kalimat berikkutnya.
D.    Epistrofa adalah repetisi yang berwujud perulangan kata atau frasa pada akhir baris atau kalimat berurutan.
E.     Simploke adalah repetisi pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut.
F.      Mesodiplosis adalah repetisi di tengah baria atau beberapa kalimat berurutan.
G.    Epanalepsis adalah pengulangan yang berwujud kata terakhir dan baris, klausa, atau kalimat, mengulang kata pertama
H.    Anadiplosis adalah kata atau frasa terakhir dan suatu klausa atau kalimat menjadi kata atau frasa pertama dan klausa atau kalimat berikutnya.

Dalam sajak puisi yang berbunyi
jika tiba waktunya
Mekar bunga di laman
petiklah segera ia
sengaja aku menanam
untuk dipetik satu tangan. tanganmu

Mengandung gaya bahasa paralelisme, karena menduduki bentuk kesejajaran berbentu anak kalimat yang bergantung pada sebuah induk kalimat yang sama.

Dalam sajak puisi yang berbunyi
dan tiada kau temu aku
bukan. bukan berarti aku tiada
adaku aku menyayangimu
Mengandung gaya bahasa repetisi tautotes, karena dalam sajak ini terjadi pengulangan kata “aku” dalam sebuah konstruksi..
Dalam sajak yang berbunyi
kutulis diam-diam saat kau tertawa dengan teman-temanmu
dan jiwaku tersenyum pula diam-diam di meja paling ujung sendiri

Mengandung gaya bahasa repetisi mesodiplosis yang terdapat pada kata “diam-diam”, yang merupakan kata yang diulang-ulang di tengah-tengah kalimat.

Dalam sajak puisi yang berbunyi
selain menatap wajahmu dan segala tingkahmu
tiada apa segala ingin selain aku ada atau aku tiada

Mengandung gaya bahasa repetisi tautotes yang terdapat pada kata “aku dan mu”.
Dalam sajak puisi yang berbunyi
jika sampai ketika
berhenti waktu di satu titik
dan detak tak lagi detak yang dulu

Mengandung gaya bahasa paralelisme, karena menduduki bentuk kesejajaran berbentu anak kalimat yang bergantung pada sebuah induk kalimat yang sama.


Deskripsi Wajah
 
Nama saya Deni Afrial. Di sini saya akan mendeskripsikan sedikit dari diri saya tepatnya bagian kepala dan sekitarnya. Rambut saya ikal dengan warna hitam, potongan rambut cepat seperti pemain sepak bola dari tim Barcelona yaitu Alexis Sanchez. Saya tidak punya jambang, namun memiliki kumis tipis di atas bibir saya dan sedikit pada dagu saya.
Saya punya hidung pesek. Alis mata tebal yang tumbuh di atas kedua mata saya yang berwarna hitam dan dillingkari garis hitam disetiap bagiannya. Telinga saya memiliki ukuran seperti pada umumnya, denganperawakan kulit yang sedikit gelap. Wajah saya memiliki sedikit bekas jerawat. Bibbir yang saya miliki sedikit tebal, karena pengaruh rokok sedikit berwarna hitam. Saya mempunyai leher seperti pada umumnya, meski sedikit pendek namun sesuai dengan postur tubuh saya yang memiliki tinggi sekitar 168 cm.