Selasa, 21 Mei 2013

Autobiografi

Nama saya Deni Afrial. Saya merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.Saya mempunyai satu orang adik laki-laki bernama Ari Desrial dan satu orang adik perempuan bernama Mutia Rahmadani. Orang tua saya bernama Muklis dan Septiwarni. Saya lahir di Payakumbuh, Sumatera Barat tanggal 7 April 1993. Awal pendidikan saya bermula di sebuah Taman Kanak-kanak Harapan Bunda Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau pada tahun1998. Cita-cita saya sejak kecil adalah menjadi seorang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat( TNI-AD). Menurut saya, tugas seorang TNI sangatlah mulia yaitu menjaga kedaulatan Negara Indonesia. Di TK ini saya mengenyam pendidikan salama satu tahun dan melanjutkan ke SDN 015 Ujungbatu yang sekarang bernama SDN Pembina 006 Ujungbatu pada tahun1999. Di SD ini saya bersekolah sampai kelas 1 caturwulan ke 2 dan pindah ke Pekanbaru karena ikut orangtua yang pindah ke Pekanbaru.
Di Pekanbaru saya bersekolah di SDN 030 Pekanbaru. Selama bersekolah di SD ini saya berhasil menorehkan beberapa prestasi diantaranya mendapatkan juara 3 kelas dari kelas 2 sampai kelas 3. Namun saya bukanlah alumni SD ini, karena saya kembali pindah ke Ujungbatu dan kembali bersekolah di SDN 006 Ujungbatu. Di SD ini saya mulai sekolah dari kelas 4 pada tahun 2003. Pada semester 1 saya tidak mendapatkan 10 besar di kelas. Hal ini membuat saya termotivasi untuk belajar lebih giat lagi. Hasilnya sayapun berhasil memperoleh 5 besar kelas sampai saya tamat pada tanggal 23 Juni 2005. Bukan itu saja, saya juga sering mengikuti berbagai perlombaan mewakili SDN Pembina 006, diantaranya lomba cerdas cermat Matematika, IPA, dan lain-lain. Walaupun saya tidak pernah menjadi juara, namun ini menjadi sebuah pengalaman yang sangat berharga dalam hidup saya. Selain itu saya juga sering ikut dalam perlombaan olahraga takraw mewakili sekolah. Satu kejadian yang sangat saya ingat hingga sekarang ketika pelipis mata saya mengeluarkan darah pada saat latihan takraw. Hal ini sempat membuat saya takut untuk bermain takraw, namun karena saya gemar terhadap olahraga ini rasa takut itu pun dapat saya hilangkan.
Pada tahun 2005 saya melanjutkan pendidikan ke sebuah Sekolah Menengah Pertama yaitu SMPN 1 Ujungbatu. Awal meinginjakan kaki di SMP ini saya duduk di kelas VII.1 yang berisi orang-orang yang berprestasi selama di SD. Persaingan semakin ketat saya rasakan terutama dalam hal prestasi di kelas. Selama di SMP ini saya mengikuti berbagai kegiatan, seperti OSIS yang saat itu saya menjabat sebagai seksi olahraga.Ada satu kejadian yang menurut saya merupakan suatu proses demokrasi yang saya lakukan bersam teman-teman. Pada saat itu kami belajar biologi dengan seorang guru wanita yang menurut kami sangat monoton dalam mengajar, sehingga kami berinisiatif untuk meminta kepada kepala sekolah untuk segera mengganti guru tersebut. Kami membuat sebuah surat pernyataan dan ditanda tangani oleh seluruh anggota kelas. Permintaan kami pun ditanggapi oleh kepala sekolah, namun saya bersama tiga orang saya tetap dipanggil kepala sekolah untuk menjelaskan semua itu. Tanpa rasa takut kami menghadap kepala sekolah dan menjelaskan semuanya, merasa penjelasan kami masuk akal kepala sekolahpun tidak ragu untuk mengabulkannya.
 Tidak hanya di dalam sekolah, di luar sekolahpun saya menimba ilmu sepak bola di sebuah SSB Harapan dan Latihan sepak takraw. Saya juga sempat dipercaya untuk bertanggung jawab dalam sebuah tim sepak bola Netra Hotel FC. Saya merekrut para pemain tim ini dari remaja ujungbatu dengan harapan agar para remaja dapat melakukan kegiatan yang positif. Tim ini sering mengikuti berbagai turnamen, namun sayang tidak pernah menjuarainya. Semangat untuk maju tidak pernah pudar, kami terus berlatih. Tim ini sempat vakum beberapa tahun yang di sebabkan oleh berbagai hal. Masa SMP memberikan saya banyak pelajaran tentang hidup. Pada tanggal 21 Juni 2008 saya dan teman-teman berhasil lulus dari SMPN 1 ujungbatu ini dengan nilai yang cukup memuaskan.
Pada tahun 2008 saya melanjutkan sekolah ke SMAN 1 Ujungbatu. Saat itu saya duduk di lokal X.4, Sedangkan pada kelas 2 dan 3 SMA, saya berada di kelas XI IPA 1 dan XII IPA 1. Sejak kelas X saya sudah aktif mngikuti berbagai organanisasi sekolah, seperti OSIS dan Rohis. Untuk OSIS, saya berada pada seksi olahraga khususnya sepak takraw. Dalam sepak takraw ini saya dan teman-teman membawa nama SMAN 1 Ujungbatu ketingkat kabupaten dan berhasil mendapatkan juara III. Masa SMA banyak kenangan bersama teman-teman, baik yang positf maupun negatif. Satu kejadian yang tidak mungkin saya lupakan, saat itu saya bersama teman-teman berada di luar pagar sekolah karena tidak mau mengikuti english club, salah satu ekstrakurikuler SMA kami. Ketika sedang asyik duduk di samping pagar, tiba-tiba salh seorang teman saya melihat kepala sekolah mengejar kami. Tanpa pikir panjang kamipun berlari sekencang-kencangnya.
Kepala sekolah tidak berhenti mengejar kami. Kami masuk ke dalam ladang milik penduduk dan bersembunyi di dalamnya sampai keadaan benar-benar aman. Perasaan takut dan senangpun bercampur aduk. Saya dan teman-teman masukke kelas dengan keringat yang mengucur deras. Pernah juga kami tertangkap di kantin saat jam pelajaran dan kami di kumpulkan dilapangan basket seperti seorang tahanan. Kami menjadi tontonan siswa. Malu rasanya saat itu, karena banyak adik kelas yang menertawakan kami. Satu-persatu kami dihukum oleh kepala sekolah, ada yang berlari di lapangan basket, ada yang push-up, sit-up, dan ada juga yang disuruh mengutip sampah di sekitar sekolah. Walaupun saya sedikit nakal, namun say tidak pernah membuat orang tua saya dipanggil pihak sekolah.
Pada saat akan naik ke kelas XI yang merupakan saat di mana saya harus menentukan jurusan yang akan diambil IPA atau IPS. Setelah berpikir cukup lama, saya akhirnya memutuskan untuk mengambil jurusan IPA. Ternyata jurusan ini cukup menguras otak, karena pelajaran yang cukup sukaruntuk dimengerti. Saya tetap menjalaninya dengan tenang dan sabar walaupun harus belajr lebih giat lagi. Satu mata pelajaran yang sangat sulit untuk say pahami yaitu Fisika. Saya tidak tahu mengapa pelajaran ini begitu sulit untuk saya pahami, mungkin karena terlalu banyak rumusnya. Pelajaran yang saya sukai pada saat SMA adalah Seni Budaya dan Olahraga.
Saya adalah seorang yang suka dengan musik dan olahraga. Musik bagi saya dapat menambah semangat untuk menjalani aktivitas. Sampai sekarang, di pagi hari saya selalu mendengarkan musik. Satu kebiasaan yang tidak bisa saya hilangkan. Di luar sekolah saya juga pernah mengikuti kegiatan Malam Bina Iman dan Taqwa atu disingkat dengan Mabit. Kegiatan ini banyak memberikan saya ilmu agama dan hal gaib. Suatu ketika, saya ditantang oleh ustadz Rino yang merupakan pembina Rohis SMAN 1 Ujungbatu untuk mengelilingi SMA tersebut. Rasa takut pun menghampiri saya, namun saya yakin Allah akan melindungi saya. Saya meneruma tantangan tersebut. Langkah demi langkah saya lakukan, namun saya terhenti pada saat berada di depan sebuah toilet yang sudah tidak dipakai lagi. Saya mendengar suara pecikan air dari dalam tempat tersebut. Tanpa pikir panjang sayapun berlari ke arah mushola tempat kami berkumpul. Saya menceritakan kepada teman-teman dan ustadz kejadian yang saya alami. Ustadz pun berkata “ jangan lah takut kepada hal-hal seperti itu, hanya kepada Allah lah kita berserah diri”. Kejadian itu sungguh membuat saya takut.
  Masa SMA merupakan masa-masa indah. Mereka benar-benar sahabat yang sangat berarti bagi saya hingga sekarang. Banyak kenangan yang kami lalui, terkadang saya tertawa sendiri jika mengingatnya. Satu peristiwa yang cukup memalukan menurut saya, ketika itu kami tidak masuk jam pelajaran matematika karena terlambat. Kami duduk di sebelah kelas, tiba-tiba guru matematika keluar, kami lari ke lokal sebelah dan bersembunyi di balik meja. Guru tersebut melihat kami dan berkata “sebaiknya kalian keluar dan temui saya di kantor”. Ternyata guru tersebut melihat kami. Kami terpaksa membuat surat perjanjian yang ditempel materai 6000. Sungguh kejadian yang sangat memalukan bagi saya pribadi.
Di luar sekolah saya aktif dalam sebuah organisasi Ikatan Generasi Seni Ujungbatu atau IGSU. Organisasi ini bergerak di bidang seni. Kegiatan yang paling sering diadakan adalah festival band. Tujuan pendirian organisasi adalah mengarahkan pemuda Ujungbatu untuk malakukakn kegiatan yang positif, salah satunya adalah seni dan musik. Saya merupakan seorang yang suka berorganisasi, karena bagi saya organisasi adalah tempat belajar untuk hidup bermasyarakat. Selain itu, organisasi juga dapat memberikan ilmu yang tidak saya peroleh di dunia pendidikan.
Masa-masa SMA memberikan saya banyak pelajaran yang berarti. Sebuah proses transisi dari anak-anak menjadi remaja. Sebagai seorang remaja saya sadar bahwa semua perbuatan buruk yang saya lakukan hanya akan membawa kehancuran bagi saya sendiri. Setiap kenangan yang terukir saat SMA akan selalu saya kenang, karena bagi saya SMA adalah saat di mana saya menjalani sebuah proses pendewasaan diri. Beberapa kenangan saat SMA berhasil saya abadikan ke dalam beberapa foto.
Saya bersama teman-teman saat marayakan ulang tahun wali kelas kami.
 
Masih banyak foto-foto saat saya SMA. Foto-Foto di atas adalah foto ketika saya dan teman-teman pergi ke tempat wisata di ibu kota kabupaten Rokan Hulu. Saat itu, kami tidak merencanakan akan pergi ke sana, namun saat melintas di tempat tersebut kami merasa tertarik untuk mengunjunginya. Meskipun saat itu Ujian Nasional tinggal beberapa hari dan kami merasa cukup letih dengan kegiatan trobosan yang menguras tenaga. Semuanya seakan-akan musnah, pikiran kembali segar, dan kami dapat melupakan sejenak ketakutan akan menghadapi UN. Keindahan alam yang disajikan membuat kami merasa tentram dan nyaman.
Tanpa terasa UN pun tiba. Saya dan teman-teman kelas XII lainnya melaksanakan UN dengan hikmah. Pada hari pertama UN, saya merasa cukup gugup dan takut akan tidak lulus. Mau atau tidak saya harus menjalaniya demi sebuah ijazah dan STTB yang hanya ditentukan dalam empat hari. Singkat cerita Pada tanggal 16 Mei 2011, saya dan teman-teman Lulus 100%. Perasaan senang yang sangat luar biasa saya rasakan. Perjuangan selama tiga tahun membuahkan hasil yang positif.

 
Kelulusan ini membuat saya dan teman-teman merasa sangat bahagia sekaligus sedih. Kami bahagia karena dapat lulus dari jenjang pendidikan sekolah menengah atas. Kesedihanya kami harus berpisah demi mengejar cita-cita dengann melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Namun kami sadar semua itu demi kebaikan dan masa depan kami masing-masing.
Pendaftaran SNMPTN atau seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri pun dibuka. Saya mencoba untuk mendaftar. Pilihan saya pada saat itu adalah Penjaskes dan Ilmu Pemerintahan. Alasan saya memilih Penjaskes saat itu adalah saya ingin menjadi guru olahraga dan olahraga merupakan salah satu hobi saya. Sementara itu IP saya ambil hanya untuk melengkapi data saja. Ujian SNMPTN saya ikuti dengan baik, namun tetap saja tidak membuahkan hasil yang maksimal.
Universitas Islam Riau atau UI Riau manjadi pilihan selanjutnya. Saya mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada pilihan pertama dan Ilmu Pemerintahan pada pilihan kedua. Pada awalnya saya ingi mengambil  jurusan Penjas, namun karena lokal sudah penuh sehingga pada pendaftaran gelombang kedua jurusan Penjas ditiadakan. Setelah melakukan ujian bersama ribuan calon mahasiswa lainnya, akhirnya saya diterima menjadi mahasiswa UI Riau. Saya lulus pada jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Saya mendapat kelas E dan bertemmu dengan teman-teman baru. Saya harus bisa beradaptasi kembali dengan suasana baru. Perkuliahanpun saya ikuti dengan baik. Awalnya saya merasa senang sekaligus bangga menjadi seorang mahasiswa.
Ternyata kuliah tidak semudah yang saya bayangkan. Tugas yang diberikan dosen membuat saya sedikit kewalahan. Biasanya saat SMA semua tugas saya dikerjakan oleh teman, namun saat kuliah semua tugas harus saya kerjakan sendiri. Kerja keras saya selama semester I membuahkan hasil yang memuaskan. IP  3,56 merupakan nilai yang cukup baik menurut saya meskupun ada satu mata kuliah yang memiliki nilai D yaitu Lingguistik Umum. Saya tidak tahu apa kesalahan saya pada mata kuliah ini. Padahal saya cukup rajin masuk dan mengerjakan tugas. Mungkin dosen mata kuliah ini memiliki penilaian lain. Saya menerima nilai D dengan lapang dada. Pada semsester II, saya mulai terbiasa dengan kehidupan kampus yang super sibuk dengan tugas-tugas yang diberikan para dosen. Meskipun sibuk dengan tugas, saya tetap ingin berorganisasi. Organisasi pertama saya saat kuliah adalah HIMAROHU-RIAU ( Himpunan Mahasiswa Rokan Hulu-Riau) yang pada saat itu diketuai oleh Fatharianto Lisda salah seorang mahasiswa Ujungbatu yang kuliah pada jurusan Kriminologi UIR. Awalnya saya bersama teman saya membuat pelatihan rutin sepak bola untuk mahasiswa Rokan Hulu. Ini saya lakukan demi persiapan untuk menghadapi turnamen KNPI Cup di Ujungbatu. Semua program yang saya rancang tidak tercapai dengan baik, kerena saya merasa sedikit dikucilkan di tempat ini.
Tim sepakbola ini akhirnya di pegang oleh teman saya dan mereka berhasil sampai pada babak 8 besar pada turnamen KNPI Cup. Tidak hanya berhenti di HIMAROHU, saya juga mengikuti organisasi Ikatan Mahasiswa Ujungbatu-Pekanbaru (IMUB-Pekanbaru). Saat itu saya menjabat sebagai sekretaris umum. Di sini mulai saya rasakan dinamika organisasi yang selama ini masih menjadi tanda tanya bagi saya seperti apa dinamika ini. Dinamika itu mulai pada saat Musyawrah Besar VI HIMAROHU-RIAU.  Ketika itu saya di utus menjadi delegasi Ujungbatu dan berhak memilih ketua HIMAROHU yang baru. Banyak yang sedikit kontra dengan pilihan saya membuat nyawa saya pada saat itu sedikit terancam. Beruntung saya memiliki teman yang terus mensuport saya membuat saya tidak takut dengan ancaman seperti itu. Demokrasi yang selama ini menjadi dasar organisasi ini ternodai dengan tindakan interpensi yang mereka lakukan. Akhirnya, terpilihlah ketua yang batu yaitu Aditya Syayendra. Saya diminta untuk duduk pada jabatan sekretaris umum HIMAROHU-RIAU, namun saya merasa masih banyak yang lebih layak dari pada saya. Ketua bidang hubungan antar lembaga menjadi jabatan saya pada organisasi ini sampai saat ini.
Pelantikan pengurus HIMAROHU-RIAU di laksanakan di Hotel Pangeran Pekanbaru tahun 2013 yang langsung dilantik oleh Drs.H. Achmad, M.Si selaku pembina HIMAROHU-RIAU sekaligus bupati Rokan Hulu. Pelantikan ini membuat saya semakin semangat dalam beroeganisasi. Banyak orang-orang penting yang saya kenal selama berorganisasi ini. Harapan saya agar saat saya mnjadi seorang sarjana, saya dapat membangun daerah saya yang selama ini terdiskriminasi oleh pemerintah daerah setempat. Semoga perjuangan saya selalu diberkahi Allah.

            Untuk saat ini mungkin hanya itu yang dapat kami lakukan. Kami sadar kami akan kembali kemasyarakat dan masyarakat membutuhkan kami. Ini merupakan salah satu Tridharma mahasiswa yang salah satunya adalah mengabdi kepada masyarakat. Banyak aksi yang sudah saya ikuti yang menambah pengalaman saya. Bagi saya jalanan merupakan tempat untuk menyampaikan aspirasi, meneriakan demokrasi dan melawan diskriminasi. Satu keinginan saya sampai saat ini adalah membentuk masyarakat yang cerdas dalam memilih wakil rakyat. Selama ini mereka hanya memilih orang-orang yang mempunyai banyak uang. Mereaka tidak sadar bahwa 5 tahun kedepan mereka akan dizalimi.
            Meskipun aktif di organisasi tidak membuat kuliah saya terganggu. Sebenarnya tergantung kepada kita dalam membagi waktu. Buktinya pada semester III, IPK saya masih di atas 3 yaitu 3,43. Saya berpandangan bahwa organisasi tidak akan membuat kuliah terganggu selagi kita masih bisa membagi waktu dengan baik. Kehidupan saya di organisasi sempat dilarang oleh orang tua saya. Namun melihat nilai saya yang cukup memuaskan membuat mereka percaya kepada saya. Selama menjadi seorang mahasiwa, banyak pengalaman yang saya dapatkan. beberapa diantaranya adalah membantu masyarakat untuk mengambil tanah ulayat mereka yang diambil perusahaan, ikut dalam demo kenaikan bbm, demo hari sumpah pemuda yang saat itu saya merasakan nyamannya duduk dikursi anggota Legislatif Rokan Hulu. Awal ceritanya,  kami sempat dihadang oleh pihak kepolisian, namun karena tidak seorangpun pelayan masyarakat atau anggota dewan menemui kami, kami memaksakan masuk kedalam ruangan sidang dan menduduki ruangan tersebut.sebuah pengalaman yang sangat berharga bagi saya.
            Di kampus saya memiliki banyak teman. Banyak yang sudah kami lakukan bersama. Mungkin melalui foto-foto yang saya tampilkan dapat mewakili semua ceritu itu.























































Saat ini saya masih kuliah di Universitas Islam Riau dan duduk disemester IV Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia.